Kami adalah mitra bisnis anda!
Mudah,Mandiri,
 Berkah,Kreatif,
Manfaat….!


Unit Penjualan :
Makanan, Minuman, Jamu & Herbal.

MITRA USAHA SEJAHTERA

Profil

HERBAL, OBAT TRADISIONAL
YANG NAIK DAUN

 

Siapa yang tidak mengenal obat herbal, obat yang berasal dari macam-macam tumbuhan yang dulunya hanya digunakan oleh masyarakat menengah ke bawah terutama di pedesaan kini sudah mulai diakui dunia kedokteran modern. Penggunaan obat herbal awalnya dilakukan untuk melengkapi pengobatan modern. Namun sering perkembangan zaman, herbal semakin diakui di dunia medis. Amankah? Apa saja mecamnya? Cari tahu lebih dalam, yuk.
Saat ini kepercayaan masyarakat maupun paramedis terhadap obat herbal semakin hari makin meningkat. Obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan dulu sebagian besar hanya digunakan kalangan masyarakat menengah ke bawah sekarang sudah naik “kasta”, derajatnya hampir menyamai dengan obat-obatan modern yang berasal dari bahan-bahan kimiawi. 
Di dunia kedokteran sendiri saat ini, posisi obat herbal berfungsi sebagai pelengkap obat-obatan modern yang sudah ada. “Karena itulah di beberapa rumah sakit di Indonesia misalnya di RS. Dr. Soetomo, Surabaya sudah ada poli khusus melayani pengobatan herbal,” kata Prof. DR. Sukardiman , guru besar fakultas farmasi Universitas Airlangga (Unair)Surabaya. Prof Dr Sudirman berpendapat bahwa obat herbal berfungsi sebagai pelengkap obat-obatan modern yang sudah ada .
Herbal Sebagai Pelengkap Obat Modern  
Mengapa obat herbal semakin diakui keberadaannya? Karena tidak dapat dipungkiri dalam perkembangannya obat modern yang diajarkan kepada para dokter tidak mampu mengimbangi pertumbuhan jenis penyakit yang begitu pesat.
            Berbagai penyakit terutama yang menyerang negera-negara berkembang begitu banyak macam ragamnya. Satu jenis penyakit belum ditemukan obatnya sudah bermunculan jenis penyakit lain yang tidak kalah gawatnya. “Lihat saja HIV/AIDS belum diketemukan formula pengobatannya, sudah muncul jenis HN1 yang juga jenis penyakit mematikan,” papar Sukardiman. 
Karena pengobatan modern saja dianggap tidak mampu mengimbangi kemudian para ilmuwan dunia mulai ada kesepahaman, bahwa untuk menyembuhkan jenis penyakit, tidak mutlak dengan menggunakan pengobatan modern seperti yang selama ini ada, tapi juga diperbolehkan menggunakan obat herbal, bahkan sampai akupuntur, massage dan lain sebagainya. Sebab, pengobatan herbal sendiri sebenarnya sudah lama ada dalam peradaban manusia, dan digunakan sebagai salah salah pengobatan secara turun temurun.
 “Karena filosofi pengobatan itu pada dasarnya tidak mengenal pengobatan modern atau tidak modern, yang penting pengobatan itu mampu menyembuhkan penyakit, tanpa membedakan kasta dari teknik pengobatan itu sendiri,” tegas guru besar termuda pada fakultas farmasi Unair tersebut. 
Gaung dari penggunaan obat herbal itu sendiri semakin kencang karena secara bersamaan di era tahun 80-an juga ada gerakan back to nature . Di era itu masyarakat mencoba menggunakan sesuatu bersumber dari alam sebagai salah satu pengobatan elternatif. “Sejak itulah, obat herbal semakin bisa diterima baik oleh masyarakat maupun tenaga medis sendiri,” imbuh Sukardiman.  
Herbal Berasal dari Tanaman  
Sejak itu pula lembaga WHO juga mulai memperkenalkan obat herbal sebagai pelengkap obat modern. Tapi, jika dilihat dari sejarahnya, sebenarnya banyak obat-obat modern pada awalnya bahan aktifnya diambil dari tumbuhan-tumbuhan. 
Beberapa contohnya adalah pil kina yang digunakan untuk sakit malaria. Pada awal ditemukannya sekitar tahun 1700-an kina tersebut berasal tumbuh-tumbuhan. Demikian pula dengan taxol , obat yang digunakan untuk penderita kanker. Pada awal ditemukannya tahun 1964 dan baru dirilis di dunia internasional pada tahun 1990-an pada awalnya berasal dari kulit batang tanaman taxus brevifolia . “Tanamannya berbatang kecil dan tumbuh menjuntai. Tanaman ini tumbuh liar di kawasan Eropa,” kata Sukardiman yang menciptakan kapsul androma berbahan kunyit dan sambiloto sebagai obat kanker tersebut.
Obat herbal di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga kategori:
·         Pertama adalah jamu, yakni bubuk seperti biasa yang ada di pasaran.
·         Kedua, obat herbal terstandar, yaitu obat herbal yang dinaikkan statusnya dengan terlebih dahulu dilakukan uji preklinik dengan dilakukan uji coba pada hewan.
·         Ketiga adalah jenis herbal fitofarmaka, yakni obat herbal statusnya paling tinggi karena sudah dilakukan uji klinis pada manusia.
Setiap kemasan obat herbal yang beredar biasannya selalu disebutkan obat tersebut masuk kategori jenis apa, dari sana pula masyarakat bisa mengetahui,” papar Sukardiman.
Indonesia sudah seharusnya berjuang keras untuk mengembangkan obat herbal. Mengingat, dari kondisi alamnya Indonesia merupakan gudangnya jenis tanaman setelah Brazil. “Untuk jenis tumbuhan Brazil memang nomor satu, sebab di sepanjang sungai Amazon, tumbuh ribuan jenis spesies tanaman yang bermanfaat. Baru kemudianIndonesia yang alamnya juga tidak jauh berbeda,” papar Sukardiman. Bagaimanapun juga baik pengobatan modern maupun herbal mempunyai keunggulan masing-masing, dalam hal ini herbal adalah metode pengobatan yang paling aman bagi manusia. Tapi sekarang banyak beredar herbal oplosan dengan obat kimiawi yang efeknya sangat membahayakan bagi kesehatan. Maka sebaiknya kita berhati-hati dalam memilih obat herbal yang beredar di pasaran.
Khasiat Herbal, Pelan tapi Pasti 
Sukardiman mengakui, bahwa efek dari obat-obatan herbal itu memang tidak secepat obat modern, ia bekerja pelan tapi pasti. Demikian pula sebaliknya, kalau berdampak, dampak yang ditimbulkan tidak sebesar produk obat-obatan kimiawi. 
Soal manfaat tumbuhan bagi Sukardiman tidak heran lagi. Ia mempunyai cerita, beberapa waktu lalu keluarga dari dekan fakultas farmasi kebetulan seorang dokter tapi juga mengidap diabetes. Akibat dari diabetes tersebut ada beberapa bagian luka di tubuhnya yang tidak kering serta diharuskan untuk mengurangi berat badannya. Tapi dokter tersebut mencoba melakukan pengobatan herbal. Dia kemudian membeli jinten hitam, kemudian menyangrai serta menggerus lembut. Bubuk jinten ini kemudian dimasukkan ke dalam wadah kapsul dan diminum secara berkala. “Sekarang si dokter tersebut sehat, gulanya normal dan tidak harus mengurangi berat badannya,” cerita Sukardiman.
Bahkan yang mengherankan, obat-obatan herbal itu mempunyai keunikan yang tidak dimiliki jenis obat modern. Salah satu diantaranya, jika satu bagian tanaman itu mempunyai dampak buruk jika dikonsumsi, maka bagian lain justru sebaliknya, akan bisa menetralkan. Salah satu contohnya, kalau pusing karena terlalu banyak makan durian, maka cara untuk menetralkan sederhana saja. Bagian cangkang kulit durian itu diberi air, kemudian setelah diaduk-aduk air yang ada di cangkang itu kemudian diminum. Maka, dalam waktu sekejap pusing itu akan reda. “Hal ini sudah saya buktikan sendiri,” ujar Sukardiman. 
Awasi dari Labelnya  
Sukardiman menjelaskan semenjak produk herbal makin dikenal masyarakat, sekarang produsen-produsen obat modern yang besar juga merambah usahanya dengan memproduski jenis herbal. Tapi yang mengkhawatirkan, saat ini juga banyak perusahaan-perusahaan ilegal yang memproduksi jamu atau obat herbal, tapi di dalamnya juga dicampur dengan obat-obatan modern, tujuannya agar jamu yang diproduski semakin cespleng . “Ini yang membahayakan, sebab itu berdampak buruk buat organ tubuh pemakaianya,” jelas Sukardiman. Karena itu balai penelitian obat dan makanan selalu memberikan label pada setiap produk jamu yang ada di pasaran.



I. Latar Belakang
MU-Line adalah Mitra Usaha unit penjualan dengan Sistem Line ( Sistem berbaris ) dan Persentasi Penjualan  menyesuaikan dengan kemampuan Modal Awal Pembelanjaan Produk.

II. Visi & Misi
Menanamkan Mitra Usaha :
Mudah…,
      Mandiri…,
         Kreyatif…,
            Berkah…,
               Manfaat….!

III. Unit Penjualan
       Makanan, Minuman, Jamu dan Herbal.

IV. Sasaran Penjualan
-          Konsumen : Usia Balita s/d lansia.
-          Lokasi       : Perumahan, perkantoran, umum, dll.

V. Strategi Penjualan
-          Penyebaran Kupon berhadiah, brosur daftar pruduk dan harga produk ( berisi sempel Produk )
-          Pemasangan Pamplet dan Spanduk di tempat strategis / umum
-          Iklan di media cetak, radio, televisi dan internet.
-          Mengikuti pameran / bazar.
-          Seminar kesehatan
-          Bermitra dengan intansi, organisasi, lembaga, dan perorangan
-          Pelayanan yang maxsimal ( Pesan antar )
-          Harga bersaing
-          Produk berkualitas
          MU-Line
                                                            Mitra Usaha Menuju Sukses


Sistem Penjualan

   Kedai HERBAL HafNur 
http://sandikusdiki.blogspot.com/
    Pengertian :
·         Kedai          : Tempat pemjualan makanan, minuman, barang / produk serba ada,  
                           dengan pelayanan secara langsung dapat dikonsumsi ditempat
                                memenuhi sesuai kebutuhan konsumen / pembeli.
·         HERBAL   : Jenis tanaman yang diramu dan dikemas menjadi jamu / bat, dapat
                                            dikonsumsi semuausia dan kalangan  yang berkhasiat untuk
                                            kesehatan.
·        HafNur       : Singkatan dari Hafidh dan Nurul ( Nama dua anak kami )
          Lokasi :
·         Alamat        : Jalan Sedap Malam Raya No.13 Komplek Atsiri Permai
                                             Departemen Pertanian Desa Raga Jaya, Kecamatan
                                             Bojong Gede, Kabupaten Bogor Jawa Barat
                                             Kode Pos: 16431
·         Telepon      : 021-70662477
          Pemilik            : Sandi Kusdiki, STa

          Jenis Makanan, Minuman, Jamu & Hebal
          Makanan :
-          Roti Gulung Bakar Herbal                -  Bakpia Kurma
-          Siomay Bayam Ikan Salmon             -  Bakso Kotak Jamur
-          Jamur Krispy Saos Pedas                  -  dll.
          Minuman :
-          Sekuteng Herbal                                 -  Jahe Merah Super
-          Jahe Merah Mix                                 -  Kopi Jahe
-          KopJaMix
-          Teh Herbal ( Rosela, jati cina, mengkudu, daun sirsak, dll )
-          Lidah Buaya
-          Aneka Jus Buah                                  -  Susu Kambing Etawa
-          Susu Sapi Segar                                   -  Dll.
         Jamu & Herba : ± 300 jenis produk herbal

         Pelayanan :
         Kami melayani dengan hati tutur sapa bersahabat, konsumen dapat menikmati makanan, minuman, jamu & herbal ditempat dengan suasana dan bernuansa alam, santai, terapi dan konsultasi, kami siap melayani pula pesan antar via Tlp / SMS.  



     Sistem Penjualan Produk Herbal.
     Sistem Line dengan Persentasi Penjualan  5% - 20 %

Pendaftaran Awal : Rp. 50.000,- ( Formulir Pendaftaran, Kartu Keanggotaan Berlaku 1 tahun, Katalog Produk Unggulan,Brosur Daftar Harga Produk 50 lembar, 2 Jenis Produk, Sudah berinfak 2.5 % ).
Line Agen
·         Modal Awal  Pembelanjaan Produk ≥ Rp. 600.000,-
·         Persentase 20 % / Produk + Spanduk besar & kecil.
·         Produk dapat di tukar dengan produk lain 1/4 dari Modal Awal  
      Pembelanjaan dan tidak dapat diuangkan.

Line Outlet  
·         Modal Awal Pembelanjaan Produk ≥ Rp. 300.000,-
·        Persentase 15 % / Produk + Spanduk besar & kecil.

Line Mobile Motor :
·         Modal Awal Pembelanjaan Produk ≥ Rp. 300.000,-
      + Bok Produk Rp. 300.000,- Jumlah modal = Rp. 600.000,-
·         Persentase 15 % / Produk

Line Mobile Sepedah :
·         Modal Awal Pembelanjaan Produk ≥ Rp. 200.000,-
     + Box Pruduk Rp.100.000,- Jumlah modal = Rp. 300.000,-
·         Persentase 10 % / Produk

Line Mobile    
·         Modal Awal Pembelanjaan Produk ≥ Rp 100,000,-
·         Persentase 5 % / Produk

Pelayanan Pesan Antar Pembelanjaan Produk
Hub. Agen terdekat via Tlp / SMS ……….….!
≥ Rp. 300.000,- Gratis antar dengan jarak tempuh 5 Km.
≥  5 km ( diluar wilayah ) dikenakan biaya antar disesuaikan  
               dengan jarak maxsimal 30 km.
≥  30 km ( diluar daerah / pulau / negri ) dikenakan biaya antar
                      Cargo ( disesuaikan dengan jarak dan berat produk ).